Saturday 19 November 2016

Tokoh Seni Rupa Indonesia

Tokoh Seni Rupa Indonesia Ada banyak seniman yang terlahir dari bangsa Indonesia. Tak cukup tentu jika semuanya dicatatkan pada artikel kali ini. Oleh karena itu, kami hanya menuliskan beberapa di antaranya yang mungkin bisa mewakili betapa hebatnya bangsa ini dalam menciptakan sebuah kesenian yang disukai dunia. Berikut adalah beberapa tokoh seni rupa Indonesia yang kami maksud tersebut.

Basuki Abdullah (Pelukis) Basuki Abdullah seorang tokoh seni rupa Indonesia yang lahir di Surakarta, 27 Januari 1915. Ia merupakan salah seorang pelukis maestro dengan aliran seni rupa realis dan naturalis. Meninggal pada umur 78 tahun tepatnya pada 5 November 1993, ia pernah diangkat menjadi salah seorang pelukis resmi istana negara pada masa kepemimpinan presiden Soeharto. Karya-karya yang terlahir dari tangannya begitu dikenal hingga ke seluruh penjuru dunia. Lukisannya menjadi barang buruan langka yang dicari oleh banyak orang. Beberapa contoh lukisan yang pernah dibuat olehnya antara lain berjudul Lukisan "Kakak dan Adik" (1978) dan Lukisan "Balinese Beauty" (1976).

Affandi Koesoema (Pelukis) Affandi Koesoema adalah pelukis indonesia pertama yang membawa nama baik bangsa indonesia di mata dunia. Ia adalah seorang pelukis maestro yang lahir di Cirebon, tahun 1907. Karya-karyanya sangat familiar di dunia internasional karena selain memiliki nilai estetis yang tinggi, lukisan yang dibuat Affandi juga seing dipamerkan melalui pameran-pameran tunggal yang diadakannya di berbagai belahan dunia seperti Inggris, India, Eropa, dan Amerika. Tokoh seni rupa Indonesia ini juga terbilang sangat produktif. Selama masa hidupnya (meninggal 23 Mei 1990), ia telah menghasilkan > 2000 lukisan indah yang sebagian besar kini telah laku terjual. Beberapa karya seni rupa 2 dimensi berupa lukisan yang pernah dibuatnya antara lain poster propaganda Boeng, ajo, Boeng! tahun 1945.

F. Widayanto (Keramikus) F. Widayanto adalah seorang keramikus terkenal lulusan Institut Teknologi Bandung. Berbagai karya keramik yang dibuatnya sangat disukai konsumen mancanegara. Diawali tahun 1983, ia membangun bisnisnya dalam dunia seni rupa hingga akhirnya meraih sukses dan mampu bekerja sama dengan Kobayashi, sebuah perusahaan importir Jepang untuk barang-barang kesenian dan pecah belah.

I Nyoman Nuarta (Pematung) I Nyoman Nuarta adalah pematung asal Indonesia yang lahir di Bali, 14 November 1951. Ia dikatakan sebagai salah satu tokoh seni rupa Indonesia, selain karena karya-karya patungnya yang keindahannya menguncang, juga karena ia menjadi salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru pada tahun 1976. Beberapa mahakaryanya yang sangat dikenal antara lain Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta).

Bagong Kussudiardja
Koreografer dan pelukis kenamaan yang digelari begawan seni ini lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928. Dalam dunia tari Indonesia, sempat muncul aliran ‘Bagongisme’, yang merujuk pada karakter tarian-tarian khas Bagong. Sebagai pencipta tari dan koreografer, Bagong mampu melahirkan dan membawakan tari-tarian dengan gerak-gerak yang dimanis, energik, dan hidup.
Selain energik, Bagong juga mendasarkan estetika seni tarinya pada keikhlasan untuk mengabdi pada kemanusiaan. Keikhlasan dan pengabdian itu mewarnai hampir semua karya
       Bagong, seperti tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh, dan Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih (1968), juga Bedaya Gendeng (1980-an). Pada 5 Maret 1958, ia mendirikan Pusat Pelatihan Tari Bagong Kusudiardjo. Sejak itu banyak penari bermunculan. Setelah sekian lama berpraktek menari dan melakukan observasi, Bagong akhirnya memutuskan untuk mendirikan padepokan seni di bidang tari, ketoprak, karawitan, dan sinden pada tanggal 2 Oktober 1978.

       Selama hidupnya, Bagong menciptakan lebih dari 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Romo Gong (sapaan akrab dari Bagong Kusudiarjo) telah mencipta lebih 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Beberapa karya lainnya yang dihasilkan adalah tari Batik, Keris, Reog, dan Yapong.

Didik Nini Thowok
Didik nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Namun, kemudian orangtuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ia lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 13 November 1954.

       Didik dikenal sebagai penari, koreografer, komedian, pemain pantomim, penyanyi, dan pengajar. Koreografi tari ciptaan Didik yang pertama dibuat pada pertengahan tahun 1971, diberi judul “Tari Persembahan”, yang merupakan gabungan gerak tari Bali dan Jawa. Didik tampil kali pertama sebagai penari wanita, berkebaya, dan bersanggul saat acara kelulusan SMA tahun 1972 membawakan tari Persembahan yang ditarikan dengan luwes dan memukau. Setelah menyandang gelar SST (Sarjana Seni Tari), Didik ditawari almamaternya, ASTI Yogyakarta untuk mengabdi sebagai staf pengajar. Selain diangkat menjadi
dosen di ASTI, ia juga diminta jadi pengajar Tata Rias di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya.

Teguh Karya
Steve Liem Tjoan Hok (lebih dikenal dengan nama Teguh Karya; lahir di Pandeglang, Jawa Barat, 22 September 1937 – meninggal di Jakarta, 11 Desember 2001 pada umur 64 tahun) adalah seorang sutradara film legendaris Indonesia. Teguh Karya adalah pemimpin Teater Populer sejak berdirinya tahun 1968. Ia enam kali menjadi Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia . Film-filmnya melahirkan banyak aktor dan aktris terkemuka Indonesia seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim, dan Alex Komang.

0 comments:

Post a Comment

INDONESIA - Jamrud khatulistiwa, dengan kekayaan seni, budaya dan bahasa