Sunday, 20 November 2016

Mandau Suku Dayak

Mandau merupakan benda yang sangat disakralkan masyarakat dayak kalimantan. setiap acara adat dayak mesti dilengkapi mandau. Pasalnya, bagi masyarakat dayak, mandau memiliki karakteristik yang bersumber dari harmonisasi alam dengan masyarakat dayak. Dari sumber itulah kekuatan mistik mandau muncul.

Masyarakat dayak meyakini leluhur mereka pada umumnya sangat tergantung pada alam. Sehingga alam dinilai bukan saja sebagai tempat tinggal, lebih dari pada itu, alam bagi mereka adalah ibu.

Dari alam pula mandau divisualisasikan menjadi sebuah benda yang akrab dengan kehidupan suku dayak kalimantan.

Seperti halnya batik khas dayak, mandau (senjata tradisional dayak) memiliki ciri khas tersendiri, dan tidak sama bentuk, ukir maupun kelengkapanya.
Nah, Untuk mengenal ciri khas benda yang satu ini, merahputih.com, mencoba mengulas secara umum bagian-bagian dari senjata warisan nenek moyang suku dayak kalimantan.

Masyarakat indonesia pada umumnya mengenal senjata ini dengan sebutan Mandau. Namun, bagi masyarakat dayak sebutan untuk benda ini bisa bermacam-macam. Ada enam rumpun suku dayak dengan penyebutan yang berbeda-beda.

Disebut Dongt bagi suku dayak tanjung, Ekeq dayak benoaq, Edog/Baliuu bagi dayak Bahau, Loboq bagi dayak tanjung dan Benoaq.



Adapun ciri mandau dapat dilihat dari tiga bagian pokok yaitu: Isin/Loneng, Pulang/Hulu, dan Sarukng.

Isin/Loneng selalu dibuat dari logam campuran (besiq purunt) dan diolah dengan tempaan seorang pandai besi. Biasanya mandau dibuat dari biji besi dengan panjang ideal sekira 50 cm, lebar pangkal 2 cm dan lebar ujung sekira 5 cm dengan berat 335 gram. Isin/loneng terdiri dari dua sisi utama, bagian punggung yang tumpul dan bagian bawah yang sangat tajam. Isin semakin ke ujung akan semakin lebar dan pada pangkalnya dipasangi Pulang (ukiran indah).

Permukaan Isin dihias mantaq yaitu lubang-lubang yang diisi dengan berbagai jenis logam, seperti kuningan, tembaga, emas dan perak. Mandau juga selalu dilengkapi dengan Langgei Puai atau isaau ( anak mandau).

Bagian kedua yang menjadi khasnya adalah Pulang/Hulu. Pada umumnya pulang dibuat dari tanduk rusa atau tanduk kerbau, namun dijumpai juga yang terbuat dari jenis kayu pilihan. Ciri unik Pulang menyerupai bentuk paruh burung atau bentuk kepala naga. Pada pangkalnya dihiasi ukiran motif dayak sesuai dengan suku pemiliknya. Pada ujung pulang atau hulu mandau yang menyatu dengan pangkal mandau dihiasi cincin yang sibut kamang/sopak. Pulang juga dihiasi rambut manusia yang disebut takan.

Dan bagian ketiga adalah sarukng yang berfungsi untuk melindungi bilah dan mempermudah untuk dibawa. Sarukng atau Kumpang terbuat dari bahan kayu, dihias dengan ukiran. Kumpang dihiasi dengan anyaman rotan yang disebut tempuser undang atau pusat belanak. Selain itu, pada kumpang terikat pula semacam kantong yang tebuat dari kulit kayu atau pelepah pinang sebagai sarukng anak mandau.

0 comments:

Post a Comment

INDONESIA - Jamrud khatulistiwa, dengan kekayaan seni, budaya dan bahasa